One Piece Wiki
One Piece Wiki
Advertisement
Mark1 'Selamat membaca!. Anda dapat membantu Wikia One Piece dengan mengembangkannya dan Follow Kami di Twitter. Kami mohon maaf karena Wikia ini dalam proses pengembangan. Mark1

Chapter 763 berjudul "Deklarasi Manusia".

Sampul Halaman[]

Perjalanan Solo Jinbe Ksatria Lautan Vol. 12 - "Reruntuhan dari Kota Pelabuhan sebenarnya Kota dari Kucing Laut".

Alur Cerita[]

Tiga orang Tenryuubito, lebih tepatnya tiga orang mantan Tenryuubito, Law, adik serta ayahnya diikat dan digantung di bawah jendela rumah bertingkat. Di bawahnya, kumpulan masa tampak bersiap untuk menghakimi mereka. Orang-orang berkumpul, penuh emosi sambil membawa tombak.

"Itu keluarga Tenryuubito!!" teriak salah satu warga.

"Mereka bukan lagi Tenryuubito, jadi walaupun kita membunuh mereka, tak akan ada yang peduli!!"

"Waktu balas dendam kita telah tiba!! Aku tak ingin menangis di saat tidur lagi!!" "Ayo patahkan tulang mereka dengan palu!!" "Atau kita juga bisa menembak mereka dengan ribuan panah!!" "Jangan bunuh mereka, biarkan saja!! Tetap hidup juga adalah hukuman!!"

Di antara mereka semua, ada bapak-bapak yang begitu emosinya pada mereka sampai-sampai menangis. "Waktu itu anak-anakku baru berumur 2 dan 5 tahun!! Dan hanya karena mereka menabrak Tenryuubito, mereka ditembak 16 kali!! Dan merekapun mati di tempat!!"

Tak hanya dia, masih ada banyak lagi yang punya kenangan buruk dengan Tenryuubito. "Putriku kembali dalam keadaan yang mengenaskan setelah dijual sebagai budak!! Dia tak pernah mengeluarkan sepatah katapun, setelah 3 hari, dia pun bunuh diri!!"

"Dulu aku adalah budak, mereka telah mengambil kedua mataku sebagai hiburan!!"

"Istriku juga dibakar hidup-hidup!! Aku berani taruhan, kalian pasti tidak peduli dengan hal itu, kan!?"

"Dan gara-gara semua persembahan yang telah kami berikan pada kalian, banyak orang jadi kelaparan!! Apa kalian pernah kelaparan, hah!? Mereka semua mati, dan yang tersisa hanya kulit dan tulang mereka!!"

"Ah, tapi mereka kan dewa, kalian ingat!? Mereka tak sama dengan kita!! Mereka tak akan mati hanya karena hal seperti ini!!"

"Aaaahh!!!" Doflamingo berteriak kesakitan. Kedua tangannya diikat dan digantung seperti itu, tentu saja ia merasa sakit.

"Doffy!!" "Kakak!!"

"Beraninya kalian memperlakukan kami yang manusia ini seperti serangga!!" orang-orang terus menghujat mereka. "Kesakitan, luka, kesedihan, apa kalian tahu itu!? Katakan padaku, Tenryuubito!!"

"Purururu!!" telepon berbunyi dan Doflamingopun terbangun. "Hah.. hah.."

Yah, ternyata tadi itu cuma mimpi, kenangan buruk di masa lalu yang terus menghantui mimpi Doflamingo selama bertahun-tahun.

"Purururu!! Purururu!!" telepon itu terus berdering. Doflamingo tak langsung mengangkatnya. Ia duduk sejenak, menarik nafas, mengambil dan memakai kacamatanya, dan baru kemudian mengangkat telepon itu. "Apa?"

Kenangan buruk di masa lalu itu memang benar adanya. Semuanya bermulai dari 33 tahun yang lalu, di tanah suci Marie Joa. Saat itu, ayah Doflamingo membuat pengumuman pada para Tenryuubito, pengumuman yang membuat semua Tenryuubito kaget.

"Apa anda yakin, yang mulia!? Seseorang yang memiliki perawakan seperti anda, apa anda yakin untuk membuang tempat anda sebagai seorang bangsawan dan menjadi manusia!?"

"Sejak awal aku memang manusia.." ucap ayah Doflamingo sambil tersenyum. Tak seperti Tenryuubito lainnya, ayah Doflamingo, Donquixote Homing adalah orang yang rendah hati, dan ia malah lebih memilih untuk hidup normal layaknya manusia biasa.


"Apa maksud anda kami juga harus mengatakan hal yang sama!?" Tenryuubito lain tak terima. "Ini konyol, memangnya apa arti menjadi seorang Tenryuubito menurut anda!?" "Penghianat, anda memang selalu saja berbeda dari yang lainnya!!"

Tenryuubito menganggap tindakanitu sebagai tindakan yang bodoh. Tapi mau bagaimana lagi, Homing pun dipersilakan untuk keluar. Ia diantar dengan kapal ke sebuah rumah mewah.

"Hanya sejauh ini kami bisa pergi bersama anda. Ini adalah sebuah negeri utara yang bukan merupakan bagian dari pemerintah dunia. Memang tidak nyaman, tapi kami sudah menyediakan harta dan akomodasi yang cukup."

"Terimakasih, cuma itu yang kami butuhkan." ucap Homing. "Kalau begitu, mohon kembalikan chip Tenryuubito anda."

"Kita berempat akan hidup dengan rendah hati di sini.." ucap Homing ke istri dan anak-anaknya.

Merekapun memasuki rumah itu. Ada banyak harta di sana, tapi sang anak, Doflamingo tak puas dengan hanya harta. Kebiasaannya saat menjadi Tenryuubito masih dibawanya. "Ayah, dimana budaknya?? Ayo beli beberapa sekarang.."

"Doffy, Rocinante, tampaknya aku harus mengajari kalian semua dari awal.." ucap Homing.

Tapi tetap saja, sifat kejam Tenryuubito masih dibawa oleh Doflamingo. Bahkan saat berjalan-jalan di kota, ia marah luar biasa saat seseorang tak sengaja menyenggolnya.

"Oi!! Kenapa kau tak mau berlutut, cacing!? Kau sudah tidak sopan, berainya kau menabrakku!! Seseorang, berikan aku senjata!! Kalian tidak tahu aku siapa ya!?" teriak Doflamingo kecil. Tapi tentu saja, tak ada yang peduli. Dan sebagai gantinya, tak butuh waktu lama parawargapun kesal dan malah membakar rumah mereka.

"Ayah.."

"Dimana para Tenryuubito!?" orang-orang, para masa yang membawa berbagai senjata itu terus mencari-cari keberadaan keluarga Doflamingo.

"Kenapa mereka tidak mau menyerah!?" "Temukan mereka!!" "Ikat mereka!!"

"Mereka melarikan diri, cari mereka!! Mereka seharusnya masih ada di sekitar sini, jangan bunuh mereka dulu, biarkan mereka hidup!!"

"Kita akan melampiaskan dendam kita selama ratusan tahun ini!!"


Doflamingo dan keluarganya berlari, terus berlari sejauh mungkin, ke tempat yang aman dari amuk masa. "Ayah, kenapa mereka mengincar kita?"

Sampai pada akhirnya, mereka sampai di sebuah gubuk kecil di tengah-tengah tempat pembuangan sampah. "Kita beruntung, ada kabut yang menutupi kita. Berita tentang kita masih belum menyebar sampai kemari.."

"Tidak mungkin aku mau tinggal di tempat seperti ini!!" teriak Doflamingo. "Ada serangga dimana-mana, juga sangat bau sampai-sampai aku mau muntah!!"

Persembunyian mereka di tempat itu tak berlangsung lama. Orang-orang tetap saja mengejar. "Temukan mereka!! Satu keluarga!!"

Kondisi keluarga Doflamingo makin terdesak. Homing sempat mencoba untuk menelpon temannya di Tenryuubito, "Tak kusangka semuanya akan jadi seperti ini, aku terlalu naif, tolong lakukan sesuatu, apa saja!! Bisakah kau setidaknya membawa kembali istri dan anak-anakku ke Mariejois? Kalau seperti ini, seluruh keluargaku akan terbunuh!!"

"Kau sendiri yang sudah memilih kehidupan seperti itu. Kau tak bisa mengambil kembali apa yang sudah kau lepaskan. Jadi, jangan hubungi aku lagi, manusia kotor."

Tenryuubito sudah benar-benar tak menganggap mereka lagi.

Doflamingo kecil memiliki masa lalu yang benar-benar buruk. Ia dan adiknya disiksa lalu kemudian ditinggal pergi, dibiarkan untuk tetap hidup hanya supaya keesokan harinya mereka bisa disiksa lagi.

"Ayah.. ini pertama kalinya, aku merasakan.. luka.."

"Pertama kalinya aku merasakan.. lapar.."

Doflamingo dan adiknya tak mendapat makanan yang layak. Makanan yang mereka makan tiap harinya berasal dari sisa-sisa yang ada di tumpukan sampah.

"Cepat makanlah, Roci! Ada yang datang!!"


Lalu pada suatu ketika, ibu Doflamingo jatuh sakit.

"Ibu!!" "Maafkan ibu, sayang, ibu merasa agak.."

Sakit yang ibu Doflamingo alami makin hari makin parah, tak terobati, dan akhirnya iapun meninggal.

"Ayah, ibu sudah mati.."

Tak sampai sana penderitaan mereka, orang-orang terus mengejar mereka, dan akhirnya benar-benar menangkap mereka. "Mereka sudah kutangkap!!"

"Ayah.." Doflamingo begitu merasa sakit. "Apa yang telah kau perbuat pada kami!!??"

"Kumohon, lepaskan anak-anakku, biar aku saja yang menanggungnya, jangan mereka!!" ayah Doflamingo terus memohon namun tetap saja, tak ada ampun bagi mereka bertiga.

Kenangan yang buruk di masa lalu, tapi di sinilah ia berada sekarang. Doflamingo menjadi kapten dari kelompoknya sendiri, dengan orang-orang yang sangat loyal padanya.

Hari itu, Machvise dan Jola membawa Law yang sempat ingin kabur. "Tuan muda, aku sudah menangkap Law!! Anak ini tiba-tiba ingin kabur!!" ucap Jola.

"Dia kabur sampai pintu pelabuhan!!" lanjut Machvise.

Dalam hati, Buffalo berpikir kalau Law ditangkap karena Doflamingo sudah tahu apa yang Law lakukan pada adiknya. "Sekarang dia akan membayar karena telah menusuk Cora-san.."

"Law yang malang.." pikir Baby 5.

"Corazon sialan, dia tidak mati, aku akan mati sia-sia!!" pikir Law saat melihat Corazon masih duduk tenang di sebelah Doflamingo. "Tapi aku sudah menyogok Buffalo dengan es krim.. Pasti Corazon yang melaporkannya langsung pada kakaknya. Sial, pisauku tak sampai mengancam nyawanya, dia bahkan masih bisa berlagak sok keren di situ.."

"Mata bengismu menggambarkan penderitaan hidup yang telah kau alami, kau memenuhi syarat!!" ucap Doflamingo.

"Ohohoho!! Beruntung sekali kau nak, tuan muda menaruh harapan padamu!!" ucap Jola.

"!!" Law kaget, ternyata Doflamingo memanggilnya untuk mengatakan kalau ia memenuhi syarat untuk menjadi anggota. "Apa Corazon tidak memberitahukannya!? Dia bisa saja menulis laporan atau semacamnya, kan!? Apa yang terjadi!?" pikir bingung Law.

"Walaupun kau menaruh harapan padaku, aku tetap akan mati dalam 3 tahun.." ucap Law.

"Fufufu!! Itu tergantung keberuntunganmu!! Kami ini adalah spesialis bisnis pasar gelap, jual belu buah setan.. terkadang kekuatan ini bisa lebih dari yang bisa dibayangkan. Siapa tahu mungkin saja kau bisa menemukan obatnya.."

"Buah Setan!?"

"Kalau kau beruntung, dalam aktu 3 tahunmu, mungkin saja ada buah yang muncul, buah yang bisa menyelamatkan nyawamu!! Dan akan kulatih kau selama 10 tahun untuk kujadikan tangan kananku!!"

Lalu saat Doflamingo melihat Corazon sedang memerban luka di bahu kirinya, ia bertanya, "Huh, Corazon, apa yang sudah terjadi?"

Corazon justru menulis di kertas kalau yang melakukannya adalah musuh.

"Dia membuatmu terluka parah? Kuharap kau sudah menyingkirkan dia untuk selamanya.." ucap Doflamingo, tanpa tahu kalau sebenarnya itu ulah Law.

Law pun makin tak mengerti, "Dia melindungiku? Apa yang dia rencanakan? Orang itu.."

Selanjutnya hari-hari berlangsung seperti biasa. Dengan bergabungnya Law, anggota kelompok Doflamingo bertambah.

"Kita akan menuju Tenggara, mengitari gunung, markas kita akan dipindahkan untuk melanjutkan operasi kita.." Doflamingo sedang menjelaskan rencananya.

Pekerjaan mereka adalah mengumpulkan harta. Merampok, juga melakukan bisnis gelap di dunia bawah. Meski Law sering kesulitan saat berhadapan dengan musuh-musuh yang kuat, namun pada akhirnya Doflamingo dan orang-orangnya selalu bisa menolong dan melindunginya.

Supaya bisa bertahan sendiri, Law dilatih. Tak hanya membaca buku saja, kini Law tiap harinya juga berlatih. Gladius mengajarinya bagaimana cara untuk menembak, Lao G mengajarinya teknik bela diri. Sementara teknik berpedang, ia mempelajarinya bersama Diamante.

Tak terasa dua tahun berlalu, hubungan antara Law dan orang-orang itupun makin dekat, terutama dengan dua orang yang sebaya dengannya, Buffalo dan Baby 5. Tapi meski sudah lama bersama, Baby 5 dan Buffalo masih belum tahu nama asli Law, dan mereka penasaran.

"Hei, kami sudah memberitahu nama kami, sekarang giliranmu!!"

"Aku tak tertarik!!" ucap Law. "Yaaah, kau itu merusak suasana!!"

"Memangnya kenapa? Lagipula sebentar lagi aku akan mati.." ucap Law. "Bintik-bintik putihnya makin bertambah banyak, kan? Mungkin sisa waktuku tinggal setahun lagi, bahkan mungkin kurang dari itu.."

"Hei, justru karena itu beritahu nama aslimu!! Atau akan kulaporkan kau atas apa yang kau lakukan pada Cora-san 2 tahun lalu!!" ucap Buffalo.

Akhirnya, Law pun memberitahu nama aslinya yang lengkap. "Trafalgar D Watel Law, harusnya aku tak memberitahukan ini pada kalian. Kalian juga tak memakai nama samaran, jadi namaku sendiri juga tak berubah. D-nya rahasia, dan Watel adalah nama ibuku. Keluargaku selalu..."

"Itu saja? Membosankan sekali.."

"Bukankah kalian yang merengek menanyakan itu dari tadi!?" bentak Law.

Lalu secara tiba-tiba, Corazon yang ternyata mendengar percakapan mereka tadi langsung menarik tubuh Law dan membawanya pergi jauh. "Oi, lepaskan aku!! Apa maumu, Corazon!?"

"Ah.. mereka akan mengerjai dia lagi.." ucap Baby 5. "Cora-san terlihat lebih galak hari ini.." ucap Buffalo.

Corazon lalu melempar Law di sebuah tempat yang sepi, yang hanya ada mereka berdua di sana.

"Uukhh!! Apa-apaan ini, Corazon!? Kau mau cari gara-gara!?"

"Apa itu benar!?" tanya Corazon.

"Eh? Eh!? Apa!?" Law kaget. Setahu dia, Corazon tak bisa bicara, jadi siapa yang mengatakannya tadi? Law melihat ke arah kanan dan kiri, tapi tidak ada siapa-siapa.

"Kalau namamu D, kalau itu benar.. maka pergilah, menjauhlah dari Doffy!!" ucap Corazon lagi. Ya, memang benar Corazon yang bicara. "Kau mengerti, Law!? Kau termasuk orang yang tak seharusnya berada di dekatnya!!"

Referensi Cepat[]

Catatan Chapter[]

  • Jinbe menemukan rumah Kucing Laut.
  • Keluarga Doflamingo diperlihatkan.
  • Mata Doflamingo terlihat untuk pertama kalinya. Dia juga terlihat menangis untuk pertama kalinya.
  • Pelanggaran Law terhadap Corazon diabaikan dan Corazon tampaknya tidak menyimpan dendam apapun.
  • Nama lengkap Law adalah Trafalgar D. Water Law.
  • Rosinante diperlihatkan berbicara untuk pertama kalinya dan ia memperingatkan Law untuk menjauh dari Doflamingo karena nama keluarga Law adalah "D".
  • Judul Chapter ini, "Ningen Sengen" ("Deklarasi Manusia"), mungkin referensi ke aturan yang direvisi oleh kekaisaran dengan nama yang sama, yang dikeluarkan oleh Kaisar Jepang Shōwa (Hirohito) pada tanggal 1 Januari 1946, di mana ia membantah konsep nya sebagai Dewa.

Karakter[]

Bajak Laut Keluarga Donquixote


Cerita Navigasi[]

Chapter Sebelumnya

Chapter Selanjutnya

Arc Dressrosa
Chapter Manga
700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710
711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721
722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732
733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743
744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754
755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765
766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776
777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787
788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798
799 800 801
Volume Manga
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Episode Anime
629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639
640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650
651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661
662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672
673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683
684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694
695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705
706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716
717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727
728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738
739 740 741 742 743 744 745 746

Pranala Luar[]

Advertisement