One Piece Wiki
Advertisement
Mark1 'Selamat membaca!. Anda dapat membantu Wikia One Piece dengan mengembangkannya dan Follow Kami di Twitter. Kami mohon maaf karena Wikia ini dalam proses pengembangan. Mark1

Chapter 772 berjudul "Cabbage & Lomeo".

Sampul Halaman[]

Perjalanan Solo Jinbe Ksatria Lautan Vol. 18 - "Jinbe Bertemu Dewa Laut Wadatsumi"

Alur Cerita[]

"Uhaha!!" Diamante tertawa, setelah menggunakan kekuatan benderanya untuk membuat dataran taman bunga itu menjadi bergelombang. "Bagaimana menurutmu!? Tanah yang bergelombang di bawah kakimu, berdiri saja kelihatannya sudah susah bagimu, tentara satu kaki!!"

Diamante sadar kalau Kyros adalah boneka tentara itu. "Hahaha!! Sekarang semuanya masuk akal!!" ucapnya. "Jadi kau itu suaminya Scarlet ya, mainan kecil yang terus menerus menangis waktu itu!!" "Suami Scarlet dan juga ayah dari Rebecca, kebetulan sekali!! Kurasa ini memang sudah ditakdirkan, Kyros!!" "Kau benar dan sekarang aku disini!!" meski dengan satu kaki, Kyros mampu melesat dan menebas Diamante. Namun, jubah yang Diamante kenakan mampu menahan tebasan pedang Kyros.

"Ooh!! Bisa bergerak juga rupanya meski cuma punya satu kaki!! Tapi jubahku ini terbuat dari baja, jadi berhati-hatilah!!" Diamante kemudian menggunakan pedang bergelombangnya untuk menyerang ke arah lain, "Vivera Glaive!!" Pedang itu mengarah ke Rebecca, "Ah!!" Tapi Kyros benar-benar cepat, ia melompat dan menahan tebasan pedang itu, melindungi putrinya.

"Ayah, aku juga ingin bertarung!!" ucap Rebecca. "Orang itu...!! Dia mengincarku karena maksud tertentu, aku tak mau menjadi beban!!" "Ayo kemarilah!! Aku akan membunuh Rebecca untukmu!! Aku ingin sekali melihat wajah kehilanganmu, setelah kehilangan istri dan anak!!" "Jangan khawatir, atas nama ibumu, Scarlet, aku akan melindungimu Rebecca!!" ucap Kyros. "Izinkan aku membayar karena telah membuatmu menarik pedang!!"

"Selama ini aku hidup dalam penyesalan dan rasa bersalah, tapi saat ini, sekarang aku telah kembali ke wujud manusiaku!! Aku tak akan pernah membiarkan siapapun mengarahkan pedangnya ke putriku lagi!!" Di tingkat dua, pasca kalahnya Lao G, pasukan Doflamingo berteriak, "Lao G telah dikalahkan!!" "Coba lihat kemampuan penghancur itu.." ucap Zoro sambil duduk melihat dari atas bebatuan. "Aku pernah mendengar nama itu sebelumnya.. Pasukan laut Happo dari Negeri Bunga!! Aku akan mengingatmu, untuk jaga-jaga saja.. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti!!"

"Pak tua!! Jangan mati dulu!!" Sai berteriak-teriak di sebelah tubuh kakeknya yang telah rebah, Don Chinjao. "Kelihatannya kita akan merayakan dua perayaan sekaligus, sayang!!" ucap Baby 5 dengan wajah bahagia. "Perayaan!? Sayang!?" "Perayaan pernikahan dan pemakaman.." ucap Baby 5 dengan wajah sedih. "Hei!!!"

Tingkat tiga, Gladius melakukan sesuatu yang benar-benar gila. "Seluruh daratan dibuat menggelembung!?" Ya, Gladius menggelembungkan daratan di tengah-tengah kota yang ada di tingkat tiga itu. "Apa kau tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?" ucap Gladius. "Aku memang merasakan sesuatu bergerak di bawah sana," pikir Cavendish, "tapi.." "Aaah!! Ini bahaya, lariii!!!!" teriak anak buah Doflamingo yang berada di dekat sana. "Jadi ini ulahnya ya!!" ucap Cavendish.

"Hei Bhartolomeo!! Dia akan meledakan tanahnya, biarkan aku masuk ke barrier-mu!!" pinta Cavendish. "Enak saja.." ucap Bhartolomeo sambil ngupil. "Kalau aku menghilangannya sebentar untuk membiarkanmu masuk, Robin-senpai dan aku akan berada dalam bahaya, dan musuh bisa saja ikut masuk.." "Oi ayolah!! Aku juga ada di pihak kalian kan!!" teriak Cavendish. "Gladius-sama!! Kalau begini kami juga berada dalam bahaya!!" "Kalian akan baik-baik saja, kalian itu pasukan yang hebat kan.." "Eeh!?" "Cepat buka!!!!" Cavendish kritis. Dan Gladius pun benar-benar melakukannya, meledakan daratan yang sebelumnya ia gelembungkan. "Punk.. Rock.. Fest!!!!"

"Gyaaaahhh!!!" orang-orang Doflamingo yang ikut terkena berteriak. "Uwaa!!!!" mereka terlempar, terhempas oleh ledakan gelembung tanah itu. "Selamat tinggal, Cavendish!!" teriak Gladius, yang berdiri tenang di titik aman, pusat letupan yang ia buat. Tapi ternyata, di detik-detik terakhir tadi Bhartolomeo sudah memasukan Cavendish ke dalam barriernya. "Kalau di luar seperti itu bisa-bisa kau mati di tempat.." ucapnya. "Kalau mau menyelamatkanku selamatkan aku dari tadi sialan!!" Cavendish menginjak pipi Bhartolomeo, "Tadi itu aku hampir terkena serangan jantung!!"

"Apa-apaan kau ini!? Sudah bagus aku bantu masuk ke barrierku!!" bentak Bhartolomeo. "Aku juga sempat melindungimu tadi! apa begini caramu membalasnya!?" bentak Cavendish balik, tapi kemudian dari pada terus berdebat, "Ah lupakan!! Aku akan pergi menghajar mereka, jadi keluarkan aku sekarang!!" "Eh!? Setelah aku mengizinkanmu masuk, sekarang kau mau keluar!? Santai, biarkan aku istirahat sejenak, orang egois sialan!!" "Istirahat!? Ini bukan piknik!! Menyerang tepat setelah bertahan!!" "Baiklah, tapi aku tak akan membiarkanmu masuk lagi!!" "Kalau keadaannya bahaya izinkan aku masuk!!"

Bhartolomeo lalu melihat ke atas, ke arah Robin yang masih terus berlari menaiki tangga yang terbuat dari barrier-barrier miliknya. "Oh, Robin-senpai!! Syukurlah, kelihatannya kau baik-baik saja.." "Rebecca, kuharap dia baik-baik saja.." ucap Robin dalam hati. "Di atas sana adalah tempat pertarungan para monster, tapi aku malah membiarkannya pergi sendirian.. maafkan aku.." Dari sisi Gladius, ia melihat Robin dengan kacamata teropongnya. "Apa yang akan kau lakukan di atas sana, gadis licik Nico Robin!? Tak akan kubiarkan kau melewati eksekutif!! Catapult Punk!!" Gladius menembak tapi Bhartolomeo dengan cepat menggunakan barriernya untuk melindungi Robin. "Teknik Barrier, Racket!!" "Orang itu..!!" Gladius melihat Bhartolomeo dan Cavendish. "Dia masih hidup berkat barrier!!" "Hehahaha!!" teriak Bhartolomeo. "Nak burung!!" Robin mengedip ke arah Bhartolomeo sebagai ucapan terimakasih.

"Sebuah kadipan!?" Bhartolomeo langsung salah tingkah. "Aku tak pantas untuk menerimanyaaaa!!!!" teriak Bhartolomeo. "Tunggu, apa kedipan tadi maksudnya dia menerimaku sebagai budaknya!!? Oooh... tidak tidak, kendalikan dirimu, Bhartolomeo!! Tapi rasanya bahagia sekali..!!" "!!" Gladius kaget, setelah serangannya ditahan, kini giliran Cavendish yang sudah berada tepat di hadapannya, "Cavendish!!" bersiap untuk menusuk dengan pedangnya. "Sayang sekali kan, Gladius!!" "Bukankah tadi kau berada di dalam barrier juga!!??"

"Blackium!!" Gladius bersiap untuk menyerang balik. Cavendish pun bersiap untuk melancarkan jurusnya. Tapi kemudian, "Gladius-sama!!" Tembok tebal barrier Bhartolomeo tiba-tiba saja menerobos dan menghancurkan semua yang ada di hadapannya. "Barrier Bulls!!!" "Gyaaaah!!! " orang-orang terlempar. "Ia menerobos dari dalam barrier!!!"

"Bhartolomeo!!" "Robin-senpai, kedipanmu tadi bisa membuat semua lelaki mengorbankan dirinya untukmu!!" teriak Bhartolomeo dalam hati. "Awas Bhartolomeo!! Aku juga ada disini!!" teriak Cavendish sambil berlari. "Maaf kubis, tapi ada alasan kenapa saat ini aku tak bisa berhenti!!" "Apaan!?" "Rasanya saat ini aku seperti jutaan barrier!!" "Aku tak peduli!!" "Apa yang kalian bicarakan hah!? Hentikan!!"

"!?" Gladius melihat ke tingkat 2, ke arah Dellinger yang sedang melihat ke arahnya. "Dellinger!? Apa urusanmu di tingkat dua sudah selesai!?" "Apa yang kau lakukan disana, Gladius? Aku sudah selesai disini.." "Datanglah ke tingkat tiga dan bantu aku!! Nico Robin menuju ke atas, dan aku sibuk menghadapi dua orang bodoh ini!!" teriak Gladius. "Baiklah!! Kedengarannya menyenangkan!!" "Kyaa!!" tiba-tiba lawan Dellinger, Ideo mencengkram lengannya dengan tangan panjangnya. "Sudah kubilang... jangan melihat ke arah lain!!"

"Oh, kalian suku tangan panjang benar-benar keras kepala ya, hmm, tapi aku selalu berpikir kalau kalian kelihatan lucu!! Kau sudah punya lubang di perutmu, jadi mati sajalah, juara tinju!!" "Enak saja.." ucap Ideo, yang memang benar sudah terluka parah. "Tugas dan kemanusiaan, itulah yang menciptakan dunia seorang laki!! Aku tak akan punya muka untuk bertemu orang-orang yang lewat di depanku seperti ini.." "Kyaa, ini tak seperti dirimu!! Aku bisa saja membiarkanmu kalau kau diam dan pura-pura mati, lagipula apa yang bisa kau lakukan dalam kondisimu yang sekarang ini!?" "Mengulur waktu.. sampai Topi Jerami menghancurkan Doflamingo!!" ucap Ideo sambil menahan rasa sakit. "Akan kupastikan kau tak menghalangi jalannya, ukh.. Kami akan melakukannya bersama-sama karena kemenangan tak akan jatuh pada orang yang sendirian, bocah!!"

"Kemenangan di atas tumpukan korban, hah!? Kyahahaha!! Itulah yang pengecut lakukan!!" Dellinger mulai serius, ia melepas paksa, merobek topi yang ia kenakan dan wajahnya tiba-tiba saja berubah menjadi mengerikan. Gigi-giginya meruncing, makin tajam layaknya ikan petarung. "Tak perlu rasa kemanusiaan untuk menjadi kuat!!!" Dellinger menggigit Ideo, memakan lapisan kilitnya. "Aku bukanlah lawan sembarangan, kau tahu!? Jangan meremehkan keturunan ikan petarung!!"

Setelahnya, Dellinger pun naik ke tingkat tiga. "Gladius, aku di sini.. kau dimana!?" "Dellinger, aku masih di bawah sini, situasinya berbahaya!!" "Kyaa.. ini tak seperti dirimua yang biasanya, Gladius!! Tak akan ada yang tak bisa kita kalahkan saat bersa.." Blassss!!!!!!!!!!!!!! seseorang melesat, mengakhiri Dellinger dengan satu tebasan mematikan. Cavendish.. bukan, lebih tepatnya.. Hakuba .

"Dellinger!!!" "Apa yang terjadi!?" Bhartolomeo yang masih berada di dalam Barrier menatap kaget ke arah cavendish, "Ada orang yang sangat mengerikan di luar barrier!!!"

Referensi Cepat[]

Catatan Chapter[]

Karakter[]

Bajak Laut Penduduk


Navigasi Cerita[]

Chapter Sebelumnya

Chapter Selanjutnya

Arc Dressrosa
Chapter Manga
700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710
711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721
722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732
733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743
744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754
755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765
766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776
777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787
788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798
799 800 801
Volume Manga
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Episode Anime
629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639
640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650
651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661
662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672
673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683
684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694
695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705
706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716
717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727
728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738
739 740 741 742 743 744 745 746

Pranala Luar[]

Advertisement