"Tahan lebih kuat lagi!!!!" semuanya masih mendorong sangkar itu. "Tadi sangkarnya sempat berhenti selama beberapa detik...!!!" "Kalau dibiarkan sebentar lagi pusat kota juga akan hancur!!!"
"Akhirnya kita berhasil membebaskan Tanah Raja!!" "Cepat!! Tank!!" Raja Riku dan Tank berlari mendekati pabrik.
Tap Tap!! mereka berdua ikut membantu mendorong pabrik itu. "Eeh!?Raja Riku!?" ucap kaget pasukan istana yang mendorong di sebelahnya. "Komandan Tank!!"
"Kalian sudah berjuang dengan sangat baik...!!" ucap raja Riku. "Kalau bukan karena kalian, ribuan atau ratusan ribu nyawa pasti sudah mati...!!"
"Whoaa!!" Franky merasa tersanjung dan terus mendorong. "Terus dorong!!"
"Makin kuat!!!!" para Tontatta makin mengerahkan kekuatan mereka. "Makin!!!! Kuat!!!!!!"
"Dorong terus sangkar burungnya!!!!!" "WHOOOOOAAAAAA!!!!!"
Di sisi Doflamingo, meski mustahil tampak Viola yang masih berusaha untuk mengalahkannya. Tentu saja, serangan Viola tak ada yang mengenai Doflamingo sama sekali, malah ia yang saat ini terluka cukup parah.
"Hentikan, Viola!!!" teriak Rebecca.
"10 tahun..." ucap Doflamingo sambil menahan tendangan Viola dengan tangannya. "Hanya karena kau menghabiskan waktu selama itu bersama keluargaku... apa kau pikir aku akan ragu-ragu untuk membunuhmu? Violet!!"
Doflamingo lalu menggunakan kemampuan benangnya untuk mengendalikan tubuh Viola, membuatnya tak bisa bergerak. "Aku tak akan memaafkan pengkhianatan!!" ucapnya. Dan yang lebih parah, Doflamingo juga memasang benang ke tubuh Rebecca.
"Viola... tubuhku... bergerak sendiri!!" ucap Rebecca sambil menangis. Saat itu ia sedang memegang pedang, dan tampaknya si kejam Doflamingo hendak mengadu kedua wanita itu.
"Hentikan!!! Jangan libatkan Rebecca dalam masalah ini!!" teriak Viola, yang juga tak bisa dengan leluasa menggerakan tubuhnya.
Dan benar saja, Doflamingo memerintahkan Rebecca untuk membunuh bibinya sendiri. "Bunuh dia..."
"Tidak.. aku..!!! Apa yang kau lakukan!?" Rebecca berusaha untuk melawan namun dirinya benar-benar telah dikendalikan. "Rebecca...!!!"
"Viola!!! TIDAK!!!!" teriak Rebecca.
Para kesatria dan penduduk yang berani masih terus mendorong sangkar itu, sementara penduduk lainnya sibuk berlari. "Lari menuju pusat Kota!!!"
"Mustahil!! Di sana sudah terlalu banyak orang!!!" "Astaga, sangkar burungnya sudah di depan kita!!!" "Sangkarnya akan mencapai pusat!!!!"
"Berhentilah kau sangkar sialan!!!!" Bartolomeo dan yang lainnya terus mendorong sangkar itu. "Uwaaaaa!!!!!"
Bartolomeo, Dagama, Hajrudin, semuanya, termasuk Kyros. Hingga akhirnya ia sadar kalau Rebecca tidak ada. "Rebecca...!? Ke mana dia pergi...!?"
Lalu di saat semuanya berjuang dengan sekuat tenaga mendorong sangkar itu, suara terdengar di seluruh penjuru Dressrosa. Suara dari pengeras suara ala Colloseum, "Baiklah semuanya!!! Kalian tinggal bersabar sebentar lagi!!!!"
"Siapa orang itu!?" para warga kebingungan. "Suara siapa itu!?"
"Sang bintang akan terlahir kembali!!!" teriak orang itu lagi.
"Siapa sih orang itu!? Di saat-saat begini dia malah..."
"Ah, suaranya datang dari sana!!!!" salah seorang warga menunju ke arah tebing.
Ternyata itu Gatz, yang memberi pengumuman seperti yang biasa ia lakukan sebagai komentator Colloseum.
"Sejak kapan dia ada di sana!?" "Mau apa dia di sana hah!?"
"Semuanya!! Apa kalian telah lupa!?" teriak Gatz. "Tidak!! tak mungkin hal itu bisa dilupakan...!!"
"Biarkan kami menghentikannya, apa yang saat ini sedang kalian mainkan!! Ini adalah momen krusial mengenai akan hancur tidaknya negeri ini!! Meskipun itu bukan Raja Riku!!"
"Hari ini kita mengadakan pertandingan di Corrida Colloseum!! Bintang-bintang bermunculan!! Tapi ada satu bintang yang paling kita sukai!! Aku tak akan pernah melupakannya!?"
Di sisi Cavendish, "Bintang? Apa maksudnya adalah... aku!? Ah benar!! Trafalgar!!" Cavendish baru sadar kalau Law sudah tak berada di sebelahnya lagi. "Law!!! Dia tak ada di sini!? Ke mana dia pergi hah!?"
"Orang lain pasti takut untuk menjinakkan banteng pembunuh!! Melempar raksasa hingga mencapai awan, menghancurkan legenda hidup, Don Chinjao!! Bukan hanya bagi Colloseum, gladiator kecil ini membawa keseruan bagi seluruh penduduk Dressrosa!! Aku pun merasakannya!! Aku tak pernah merasa setegang itu sebelumnya!!"
"Ooh!! Aku melihatnya di monitor kota!!" satu per satu warga mulai mengingatnya. "Aku melihatnya di tempat perkumpulan di pusat kota!!" "Kalau tidak salah namanya adalah..."
"Namanya adalah Lucy!!!!" teriak Gatz.
"Ta-tapi, apa hubungannya itu dengan situasi saat ini!?" "Apa yang sebenarnya ingin ia mulai hah!?"
"Lucy...." Rebecca menangis, tubuhnya masih tak bisa ia kendalikan. "Tidak... Aku tak mau membunuh Viola... Tolong aku Lucyyyy!!!!!!" teriaknya sambil terus menangis.
"Ya!!! Lucy juga dikenal sebagai Luffy si Topi Jerami!!!!" teriak Gatz. Akhirnya, orang-orang mulai sadar, "Jadi yang ada di balik topengnya itu....!?"
"Selama ini kita terus dibodohi dan dikendalikan oleh bajak laut!! Tak perlu disebutkan lagi berapa banyak masalah yang sudah disebabkan bajak laut pada kita!! Tapi... "
"Sepuluh tahun yang lalu, orang yang memakai topeng pahlawan Donquixote muncul!! Namun berbeda dari keluarga yang lain, raja yang sesungguhnya!! Orang yang telah membuat Raja Riku mengucapkan permohonannya!! Saat ini ia kalah dalam pertarungan!!"
"Namun bergetarlah dalam kebahagiaan, Dressrosa!! Lucy telah berjanji pada kita semua!! Doflamingo!!!! Satu serangan terakhir untuknya telah ia deklarasikan!!!"
"WAAAAAA!!!!!!!!" para warga berteriak.
"Yeehaw, mulutnya memang besar sekali!!" ucap Don Chinjao sambil terus menyundul. "Bagaimanapun kita harus melakukannya, aku tak bisa menahannya terus Luffy...!!" ucap Zoro.
"Luar biasa!!!" teriak para warga. "Lucy!!"
"Kau dengar aku... Doflamingo!?" Gatz berteriak lagi. "Menggunakan raja sebagai boneka, membawa dunia menuju kehancuran, kau adalah raja yang palsu!! Dan ini akan menjadi... Arena eksekusimu!!!"
Gatz juga sebenarnya ingin sekaligus memancing Doflamingo supaya ia datang padanya dan melupakan Viola dan Rebecca. "Datanglah kemari... menjauhlah dari Viola-sama dan Rebecca!!" ucap Gatz dalam hati.
"Bintang Colloseum kita, Lucy akan segera kembali!!! Dan waktu sampai dia bangkit lagi adalah... 10 detik lagi!!!"
"Ukhhh..."
"Eeeh!? Hajrudin!?"
Hajrudin tiba-tiba saja pingsan, lalu disusul para kesatria lain yang disembuhkan oleh kekuatan putri Mansherry. "Dagama!? Ideo!?"
"Waktunya sudah habis!!" ucap Leo. Ya, daya penyembuhan putri Mansherry memang ada batasnya.
Sementara itu, hitung mundur sampai waktu bangkitnya Luffy masih terus berlanjut. "8 detik lagi!!!"
"Ada apa ini?" "Padahal tadi mereka baik-baik saja!?"
Di atas sana, putri Mansherry menangis tersedu-sedu. "Uwaaaa!!!! Teardelionnya tak akan bekerja lagi untuk orang yang sama untuk kedua kalinya!! Maafkan aku, maafkan aku!! Aku memang tidak cukup kuat!!!"
"Aku memang jahat sekali, huaaa!!!! Yang bisa kuberikan hanyalah sebuah harapan palsu..."
"T-Tidak!! Tidak!!" ucap Kabu, kumbang yang membawanya terbang. "Kalau bukan karena anda, pasti akan ada banyak sekali korban sangkar burung ini!! Anda telah memberi mereka keajaiban, itu saja sudah cukup!! Selebihnya kita serahkan saja pada Luffyland!! Dia pasti akan melenyapkan sangkar ini untuk kita semua!!"
"6!!"
"Tambah lagi orang di bagian sini!!" teriak Sai, satu dari sedikit kesatria yang masih tersisa untuk mendorong. "Gantikan posisi orang-orang yang pingsan!! Kita harus terus menahannya!! Sampai Lucy melenyapkan sangkarnya!!"
"5!!"
"4!!"
"Aku bisa mendengarnya dari bawah sana!! tiap orang memanggil-manggil namanya!!" teriak Gatz. Dan memang benar, begitu banyak orang meneriakan namanya. "Lucy!! Lucy!! Lucy!!"
"3 detik lagi!!!!"
"2!!!"
"Lucy!! Lucy!!"
Jlebbb!!!! benang Doflamingo menusuk tubuh Gatz. "Gatz-san!!!" teriak asistennya.
"Lucy..."
Semuanya tetap menghitung mundur, "1!!!"
"Lucy!!!!"
"Sudah cukup dengan semua ini..." Doflamingo makin marah.
"0!!!"
Akhirnya waktu hitung mundur berakhir.
"Matilah kau, Doflamingo..." ucap Gatz dalam hati, setelah ditusuk tadi secara perlahan kesadarannya mulai menghilang. "Bintang kami... Lucy akan... menjatuhkanmu dengan satu serangan!!!"
"Kumohon pergilah, Viola-san!!" Rebecca masih berdiri di hadapan Viola, begitu frustasi, sambil menganggarkan pedang dan siap kapan saja untuk menebasnya.
"Tutup matamu, Rebecca!!" ucap Viola. "Kau tak perlu melihat semua ini!! Ini adalah mimpi buruk, jadi lupakan semuanya, apapun itu!!"
Air mata Rebecca makin deras mengalir..
"Aku tak akan membencimu karena ini!!!" ucap Viola. "Jadi lupakan semuanya, ya, kau tak melakukan kesalahan apapun.." Viola menangis sambil tersenyum.
"Tidak!!!!" Rebecca mulai bergerak mendekati Viola, bersiap untuk menebasnya.
"Maafkan aku, Rebecca!!" ucap Viola dalam hati. Viola dan Rebecca sama-sama memejamkan mata mereka, apa yang saat itu mereka alami benar-benar mimpi yang mengerikan. "Maaf karena telah menjadi luka yang begitu besar di hatimu..."
BATTTSSS!!!! akhirnya Rebecca menebasnya.
Akan tetapi, pedang yang Rebecca gunakan untuk menebasnya patah. Luffy muncul dan menahan tebasan Rebecca dengan kepalanya.
"Topi Jerami!!!" ucap kesal Doflamingo.
"Ru...." tangisan Rebecca makin menjadi. "Jiii...........!!"
"Maju!!" ucap Law.
"Dia telah kembali!!!!" teriak Gatz dalam kondisi yang amat sekarat. "Lucyyyyy!!!!!!!!!!"