One Piece Wiki
Advertisement

Semangat Luffy dkk pasca melihat ninja asli secara langsung masih terus berlanjut. Luffy menaiki kepala Raizo, sementara Usopp berdiri di depan sambil memeragakan gerakan tangan rapalan ninjutsu. Chopper lebih parah lagi, ia memeragakan aksi berdiri terbalik bagai kelelawar, dengan mengaitkan kakinya di bibir bawah Raizo.

"Nin Nin Nin!!"

"Nin Nin Nin Nin, diam!!!!" teriak Raizo. "Ninjutsu yang tadi itu cuma kebetulan!! Begitulah!!"

"Kebetulan!? Padahal kau menunjukannya pada kami secara sengaja..." ucap Luffy.

"Eh? Kalian bertiga menangis?" Chopper baru sadar. Raizo berdiri di sebelah Kinemon dan Kanjuro, mereka bertiga berdiri di atas pohon paus dan melihat ke arah kota sambil meneteskan air mata.

"Omong kosong!!" ucap Kanjuro.

"Ksatria dari Wano tak mungkin menangis!!" ucap Kinemon.

"Hanya saja..." ucap Raizo, "Saat diriku yang rendah ini sampai di sini, kondisinya tak seperti ini!! Kota dan sungainya begitu indah, kota dipenuhi oleh semangat hidup sehari-hari warganya!! Negeri ini hidup!! Tapi Suku Mink harus menanggung semua kekacauan ini...!!"

"Diriku yang rendah ini..." ucap Raizo lagi, "Aku akan menerima konsekuensinya dengan senang hati!! Maafkan aku!!"

Tetesan air dari mata Raizo mengalir semakin deras. "Maafkan aku!!"

Luffy dan dua temannya terdiam sambil tersenyum.

Setelahnya, Nekomamushi tiba-tiba memanggil dari kejauhan, "Hei, kalian semua!! Proses menerjemah batu itu sudah selesai!! Masuklah ke dalam paus!!"

Tampaknya Robin sudah selesai menerjemahkan tulisan pada Poneglyph merah itu. Luffy dan yang lain pun masuk kembali ke dalam pohon paus.

Semua telah berkumpul. Kelompok Topi Jerami (tanpa Sanji), Law, trio pendekar (tambah Momonosuke), lalu dua pemimpin Zou, Duke Inuarashi dan Master Nekomamushi.

"Bagaimana, Nami?" ucap Robin.

Nami membaca lembaran kertas hasil terjemahan Robin, "Apa benar Poneglyphnya mengatakan ini? Ini lebih seperti peta!! Kelihatannya ini akan membawa kita pada suatu tempat!!"

"Hutan paus dianggap suci karena ini.." ucap Nekomamushi. "Dan kami ada di sini untuk melindunginya.."

"Batu merah ini dikenal sebagai Road Poneglyph, yang akan membawa kita menuju akhir dari Grand Line. Tempat yang menjadi tujuan bajak laut hebat di seluruh dunia..." ucap Inuarashi.

"Eh!?"

"Jangan-jangan..." Robin kaget, "Ini merupakan penunjuk jalan menuju Pulau Raftel!?"

"Tepat sekali!!" ucap Inuarashi. "Tapi..."

Luffy dan teman-temannya langsung kaget bukan kepalang.

"Raftel...!?" mereka menjerit serentak. Bahkan Robin pun ikut menganga, cuma Law dan Zoro yang tetap memasang ekspresi muka dingin.

"Itulah tujuan akhir kita, untuk menjadi Raja Bajak Laut yang sesungguhnya!!!"

"Apa benar batu ini akan menunjukkan pada kita jalan menuju Raftel!!??" Luffy tampak begitu antusias.

"Sabar dulu, jangan terburu-buru begitu, kubilang ada tapinya..." ucap Inuarashi. "Di dunia ini, terdapat empat Road Poneglyph!!"

"!?"

"Apa!? Ada empat Raftel!?" jerit Luffy.

Plakk!! Usopp menamparnya, "Jangan bodoh!! Tunggu sampai dia selesai menjelaskan!!"

"Terdapat lokasi yang ditulis dalam batu ini, tapi itu bukanlah lokasi Raftel. Begitu pula dengan tiga Road Poneglyph lainnya." ucap Inuarashi. "Kalau kalian bisa menemukan keempat lokasi ini, kemudian menghubungkannya di peta, maka di pusat pertemuannyalah..."

Luffy dan yang lainnya mendengarkan secara seksama sementara Inuarashi melanjutkan penjelasannya dengan suara lantang, "Pulau yang paling dicari-cari oleh Bajak Laut... Pulau Legendaris, Raftel!!!"

"Jadi begitu ya!!" Luffy tampak semakin bersemangat. "Mari kita lihat apa benar One Piece nya ada di sana atau tidak!!!" ucapnya.

Brook dan Franky ikut bersorak.

"Akhirnya kita mendapat petunjuk pertama kita!!" seru Luffy lagi. "Pertama-tama aku akan pergi dan mencari Sanji terlebih dahulu!!"

"Kau pikir gampang hah dunia ini luas tahu!!!" bentak Usopp.

"Kalau kau pergi bersama Pekoms menuju Pulau Whole Cake, mungkin itu bisa..." ucap Nekomamushi. "Saat ini, di antara keempat Poneglyph, hanya satu yang lokasinya masih belum diketahui. Yang satu ada di sini, lalu dua lagi dimiliki oleh dua bajak laut yang berbeda..."

"Bajak laut!?" ucap Law.

"Yonko Big Mom dan Yonko Kaido si monster buas!!!!" jelas Nekomamushi. "Masing-masing dari mereka memilikinya satu..."

"Eeeh!?" semuanya terperangah.

"Begitu ya!? Kalau begitu ayo kita ambil!!" teriak Luffy semangat.

"Aduuuh, tadinya sudah terang tiba-tiba gelap kembali..." sahut Nami. Ia mendadak pusing mendengar nama Yonko kembali disebut-sebut.

"Pada akhirnya kita juga tetap harus menghajar mereka, kan!?" ucap Luffy.

"Jangan mengatakannya semudah itu!!" teriak Usopp, "Sampai saat ini aku tidak mengatakan apa-apa karena kupikir waktunya tak akan secepat ini... Tapi kalau jadinya seperti ini, yah... Aku gemetar!!"

"Sebenarnya kalian tak perlu sampai mencurinya.." ucap Nekomamushi. "Kalian bisa saja membuat gyotaku, atau salinannya. Mana ada orang bodoh yang mau mencuri benda besar seperti ini..."

"Oh!! Masuk akal juga!!" ucap Usopp, "Kita bisa menyusup lalu membuat salinannya!! Kemudian Luffy bisa pergi ke Raftel dan menjadi Raja Bajak Laut!!"

Mendengar rencana Usopp Luffy malah memasang tampang penolakan.

"Ada apa sih kau ini!?" Usopp membentak Luffy, "Apa kau mau perang untuk membuktikan keberanianmu, hah!?"

"Sebenarnya yang kukhawatirkan itu kau, Nico Robin..." ucap Nekomamushi. "Orang-orang yang tertarik dengan Abad Kekosongan mengoleksi salinannya, tapi tak ada yang bisa menerjemahkan maksudnya. Kalau mereka ingin bisa membacanya, para bajak laut kuat pasti akan mengincarmu..."

"Robin mau diculik!?"

"Tak masalah, aku punya teman-teman bajak laut kuat yang siap melindungiku." ucap Robin sambil tersenyum.

"Heh heh... Bajak laut kuat... Penggambaran yang bagus, aku pasti akan menghajar mereka!!" ucap Luffy dengan wajah tersipu.

"Y-Yah... Kalau kau bilang begitu... Hocha Hocha..." Chopper ikut tersipu. "Aku pasti akan melindungimu!!" jerit Usopp. "Kalau ada yang berani menyentuhmu, akan kurampas nyawa dan uang mereka!!" ucap Nami.

"Haha, kau memiliki rekan-rekan yang baik, Robin..." ucap Nekomamushi.

"Ngomong-ngomong..." Robin bertanya pada Nekomamushi, "Kenapa kalian bisa tahu banyak tentang Poneglyph?"

"Yah, pertama-tama... Raja kami Yang Mulia Kozuki Oden memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap batu ini, jadi..."

Nekomamushi melirik Inuarashi, "Tak apa kan kalau kita menceritakannya pada mereka, Inuarashi?"

Inuarashi lalu melirik Momonosuke, karena bagaimana pun bocah mesum penerus tahta itulah yang berhak memutuskan.

"Aku tidak keberatan, aku percaya pada mereka. Beri tahu saja!" ucap Momonosuke.

"Apa maksudmu aku tidak keberatan? Berlagak sok bangsawan lagi ya??" Luffy menyentil-nyentil pipi Momo.

"A-aku memang bangsawan, dasar bodoh!!!"

"Klan Kozuki dari Wano dikenal sebagai ahli pengerajin batu..." ucap Nekomamushi. "Saat ini kami memiliki keahlian paling baik dalam bidang tersebut..."

"Pengerajin batu!?"

"Ya, delapan ratus tahun yang lalu, Klan Kozuki membentuk batu yang tak bisa hancur untuk menulis kalimat-kalimat paling berharga di seluruh dunia. Itulah yang disebut sebagai Poneglyph."

"Eeeehh!?" Luffy dan yang lainnya kaget.

"Klan Kozukilah yang membuat Poneglyph!?" ucap Robin.

"Jadi yang membuat batu yang dicari-cari Robin selama ini kau ya?" ucap Lufy sambil menunjuk Momonosuke.

"Bukan aku, tapi para leluhurku!!" ucap Momo.

"Jadi apa kalian tahu tulisan yang ada di dalamnya itu apa?" tanya Luffy pada ketiga pendekar. "Hal itu tak diberitahukan pada generasi kami.." ucap Kanjuro. "Kalau kau bisa membacanya, kau akan tahu arti yang sesungguhnya.." ucap Kinemon.

"Cara untuk menerjemahkan dan menulis tulisan kuno itu adalah warisan keluarga yang sangat berharga, tapi sayangnya..." ucap Raizo, "Warisan itu berakhir sampai generasi Yang Mulia Oden, sebelum sempat diwariskan pada Yang Mulia Momonosuke."

"Benar... Yang Mulia Oden... Wano..." kata Kinemon terputus-putus.

Kinemon ingin menjelaskannya tapi ia seolah tak mampu. Kenangan itu begitu buruk untuk diceritakan. "Tidak..."

Kenangan yang begitu menyayat hati. "Rebus saja dia, haha!! Dia itu cuma seonggok oden!!"

Oden juga merupakan nama salah satu makanan khas Jepang.

Momonosuke menangis, begitu pula dengan Kinemon dan pendekar lainnya, termasuk Nekomamushi dan Inuarashi.

"Sudah cukup!!" ucap Luffy, "Tak perlu menceritakan kembali kenangan pahit kalian!!"

Tapi pada akhirnya Kinemon dan dua pendekar lainnya berlutut dan meneriakannya, "Yang Mulia Oden dieksekusi oleh Shogun Wano dan Bajak Laut, Hyakuju no Kaido!!!"

"Eeeh!?"

"Kaido!!??"

"Dia menyelamatkan kami semua dengan mengorbankan dirinya sendiri!!"

Law kaget, "Kaido...!?"

"Kru bajak Laut Kaido, dipimpin oleh Yonko Kaido sendiri... baru-baru ini mereka... menduduki kerajaan Wano"

"Kalau kalian tak mau menjawabnya, ya sudah tak apa, tapi," ucap Zoro, "Kenapa dia mengeksekusinya? Apa karena itu juga kalian semua dikejar?"

"Kalau disebut sebagai dosa, ini memang dosa besar.." ucap Kinemon, "Kaido menginginkan informasi dari kami. Yang Mulia Kozuki Oden... Ikut berlabuh di Raftel bersama Raja Bajak Laut Gol D Roger dan melihat Rahasia Dunia!!!"

"Apaaa!?"

Advertisement