Wikia One Piece
Advertisement

Setelah penunjuk jalan mereka yaitu Pekoms menghilang, Luffy dan teman-temannya pergi meninggalkan Pulau Cacao dengan mengandalkan petunjuk yang diberikan oleh Pudding. Tujuan mereka satu, pulau tempat Yonko Big Mom berada, Pulau Whole Cake!!

"Aku jadi mengkhawatirkan Pekoms.." ucap Luffy. "Kupikir kita harus mencarinya.."

"Menghawatirkan orang lain itu baik, tapi melakukannya tak semudah mengatakannya.." ucap Pedro. "Apalagi Pekoms itu kuat, aku tak akan terlalu menghawatirkannya.."

"Iya sih, tapi..."

"Pertama dan yang paling penting, kita harus memastikan kalau kita bisa sampai ke Pulau Whole Cake tanpa diketahui oleh musuh.." ucap Nami, sambil memperhatikan peta yang digambar oleh Pudding.

"Petanya aneh ya.." ucap Luffy.

"Hei!!" Pedro berteriak dari atas menara layar, "Aku melihat pulau!" ucapnya.

"Yay!! Apa kita sudah sampai!?" Carrot berteriak girang. "Kali ini pulaunya akan terbuat dari makanan manis apa ya!?"

"Mungkin permen!!" ucap Chopper, sama-sama tampak gembira.

"Selanjutnya kurasa kota yang dibuat dari selai.."

"Kita tak akan berlabuh!" potong Nami.

"Apaa!?" teriak Carrot dan Chopper kecewa.

"Setelah kita melihat pulau berikutnya, kita langsung putar arah sesuai log pose kedua.." ucap Nami. Ternyata maksud dari nomor-nomor mulai dari 1 sampai 3 di peta yang digambar oleh Pudding melambangkan log pose.

"Kita tak boleh berlabuh meski tempat itu manis!? Kau yakin, Nami!? Kita tak akan berlabuh meski mereka punya semua makanan-makanan manis itu!?"

"Sebelah sini.."

Luffy menunjuk jalan, "Luffy, bergerak ke arah jam 3!!"

"Yosh, kau dengar dia kan, Chopper!! Carrot!! Bergerak menuju Sanji!!"

Jam 3 Bahasa Jepangnya Sanji.

"Kita akan pergi menemui Sanji!! Putaran penuh!!" Luffy begitu bersemangat sampai-sampai kemudi yang diputarnya mengeluarkan api.

"Hei tidak bisakah pelan-pelan sedikit!?" bentak Nami.

"Kau cukup buruk dalam mengemudikan kapal, Luffy.." kata Brook.

"Kau juga, Brook!!" bentak Luffy.

"Dengan menjaga jarak aman dari pulau, dan menuju titik berikutnya, kita bisa menyusup melewati pengawasan musuh!"

"Oh jadi begitu ya maksud peta ini!" ucap Brook.

"Kau bisa melakukannya?" tanya Nami.

"Serahkan padaku!"

Akhirnya Brook yang melhat peta dan mengendalikan kemudi, sementara Luffy dan Nami pergi ke dapur.

"Oke teman-teman! Aku akan membuatkan kalian makanan!!" ucap Luffy bersemangat.

"Aku yang akan pergi menyiapkan makanan!" ucap Nami. Tak mau kejadian waktu itu terulang lagi.

"Aku janji kali ini tidak akan mengacaukan makanannya!" ucap Luffy.

"Kubilang biar aku yang memasak!! Awas kalau kau berani-berani melangkahkan kaki ke dapur lagi!!" bentak Nami.

"Kami tak akan membayarmu untuk makanannya!!"

"Aku tak butuh uangmu!!"

"Eh!?"

"Pedro, ayo gantian!!" Carrot juga ingin mengawasi di atas sana. "Aku juga ingin melakukan sesuatu!" ucapnya.

"Baiklah kalau begitu..." ucap Pedro.

Akhirnya Carrot berdiri mengawasi di tempat itu menggunakan teropong. "Hm?" ia melihat sesuatu di kejauhan. "Hei!! Di sebelah sana warna lautannya seperti anggur!!"

"Ya, beberapa pulau di bagian ini memiliki sungai-sungai jus yang mengalir langsung ke laut, kita akan baik-baik saja.." ucap Pedro.

"Apa!? Jus!?" Chopper kaget. "Makin ke sini tempat ini makin mirip surga!!"

"Pedro, kenapa kau tahu banyak soal area ini?" tanya Nami.

"Aku... Aku pernah berada di sini sekali.." ucap Pedro.

"Eeh!?"

"Aaah!! Semuanya, lihat!!" tiba-tiba Carrot menjerit saat di hadapan mereka muncul monster laut raksasa.

"Kelabang Laut Raksasa!!!!" jerit Nami ketakutan.

"Luffy!! Kuserahkan dia padamu!!"

"Yosh!! Ayo lakukan!!" Luffy bersiap.

Dan tak hanya Luffy, Pedro dan Brook pun juga memasang kuda-kuda untuk menyerang. Begitu pula dengan Carrot.

......

Sementara itu di Pulau Whole Cake...

"Gawat!! Penyakin Mama kambuh lagi!!" teriak seseorang.

"Cepat!! Kali ini hidangannya apa-soir!?" tanya Tamago.

"Croquembouche!!"

"Tumpukan kepulan krim yang dilapisi permen... Itu permintaan yang sulit!!"

"Tunggu, kurasa di hotel yang ada di pusat kota masih ada sekelompok kepulan krim yang tinggal-jet'aime!!" ucap Tamago.

"Mereka sudah checkout pagi ini.."

"Jadi kita tak punya pilihan lain selain membuatnya lagi!? Apa kata chefnya!?"

Chef yang bertugas sudah mulai membuat makanan yang dimaksud.

"Aku harus mengurus adonannya, berikan aku beberapa almond.."

"Hubungi Menteri Kacang!!"

"Saat ini Mama sedang menuju... Sweet City!!"

"Dia datang kemari!? Ini ibu kota!! Kastil Mama juga ada di sini!!"

"Dia sudah tak bisa mengendalikan dirinya lagi!! Kesadarannya telah dikuasai kemarahan!!"

Sweet City tempat sebelumnya Big Mom bernyanyi dengan penuh bahagia telah hancur berantakan.

"Jumlah korban terus meningkat!!"

"Kirim pesan evakuasi ke Sweet City!! Saat ini hanya Croquembouche yang bisa menghentikan Mama!!"

"Mama!! H-Hentikan..!!" jerit kue yang diseret dan dilempar oleh Big Mom.

"Berikan aku Croquembouche!!!"

Big Mom melemparnya, hinga terjadi ledakan yang makin memperparah hancurnya kota.

"Dia sudah sampai di Sweet City!!"

"Penyakit Kelainan Makan Big Mom benar-benar bikin kita susah-bon!!" ucap Tamago.

"Tak ada yang tahu kapan nafsu makannya akan terpenuhi..."

"Sampai dia memasukan ke mulutnya segala sesuatu yang ingin dimakannya, dia terus menerus menghancurkan..."

"Ayo cepat buat yang dia mau!!!"

"Croquembouche!!!!" Big Mom berteriak sambil mengacak-ngacak menara tinggi yang ada di kota itu. Para penduduk berlarian menjauh.

"Mama mengamuk!!"

"Di kota ini!?"

"Kyaaahh!!!"

"Sial...!!!"

"Mama!! Mama!! Kau tak boleh menghancurkan kota ini!!" ucap topi yang dipakai Big Mom.

"Dia bahkan menghancurkan kastilnya!!" ucap kue matahari.

"Percuma saja, dia tak akan mendengarkan kita.." ucap kue awan.

Big Mom terus mengacak-acak kota itu. "Di mana!? Di mana!? Bukan yang ini, bukan yang ini juga!!!"

Big Mom terus mencengkram dan memasukan semua ke dalam mulutnya. Tak hanya warga, kue-kue yang hidup pun berteriak-teriak minta tolong.

"Mama!! Kumohon hentikan!!!" seseorang tiba-tiba berteriak di hadapan Big Mom.

"Memangnya kau siapa hah!? Di mana Croquembouche untukku!?" Big Mom malah tampak makin marah.

"Uwaaa!! Ini aku, Muscat!!" ucap pria itu.

"Itu Master Muscat!!" teriak orang-orang.

"Menteri Gelato!! Dia pasti bisa mencari cara...!!"

"Beri kami 30 menit lagi!!" ucap pria itu, Muscat, Menteri Gelato sekaligus putra ke-16 Keluarga Charlotte. "Saat ini chef yang bertugas sedang membuatnya!!"

"Kau cuma buang-buang waktu, Mus!! Mustahil menghentikan Mama dalam kondisi seperti ini!!" teriak seseorang dari belakangnya.

"Jadi kau mau bilang kalau aku harus membiarkannya menghancurkan ibukota!?"

"Menyingkir dari hadapanku!!!" Big Mom menyerang putranya sendiri. Tapi pria itu menghindar dan terus berusaha untuk meyakinkannya.

"Apa kau tak mengenalku!? Mama!!"

Big Mom menatap putranya sendiri dengan air liur yang menetes deras dari mulutnya, kemudian dengan tatapan yang menyeramkan ia bertanya...

"Life or Treat...!?"

"Mustahil!! Mama!! ia itu putramu sendiri!!" teriak orang-orang.

"Mama!! Jangan melakukannya!!"

"Hei!! Kami masih punya banyak persediaan krim segar!! Adonannya belum ada sih, tapi... Mama!! Tolong hentikan!!"

"Makanan yang Mama cari... akan segera jadi..."

"Aku mau memakannya sekarang!! Jangan menghalangi jalanku!!"

Tiba-tiba sesuatu mengalir keluar dari diri Muscat. Sesuatu semacam jiwa ditarik paksa keluar oleh Big Mom. "Ah..."

"Muscat!! Tenanglah!! Kalau kau ketakutan, dia akan mengambil sisa umurmu!!"

"Uwaaaa!!" Muscat ketakutan dan malah berlari, "Tolong aku, Mama!! Aku tak bisa berhenti lagi!!"

Sesuatu mirip krim yang keluar dari tubuh Muscat kemudian dirampas oleh Big Mom...

"40 tahun..."

"Kakak!!!" teriak saudaranya yang lain.

"Master Muscat!!!" teriak para warga.

Bersamaan dengan krim jiwa yang tampaknya merupakan sisa nyawa itu diambil, Muscat langsung kolaps.

"Dia membunuh putranya sendiri!?"

"Croquembouche!!!!" Big Mom terus mengamuk.

"Lariii.....!!!!!"

"Lari!! Tak ada lagi yang bisa menghentikannya sekarang!!"

Kemudian, seseorang datang sambil mengendarai ikan raksasa dari sungai..

"Kacau sekali tempat ini..." ucapnya.

"Eh!? Seseorang datag dari Sungai Jus!!"

"tu... Boss Jinbe!!!"

Ternyata yang datang adalah Jinbe, mantan Shichibukai, kapten Bajak Laut Matahari.

"Semuanya, menyingkirlah!!" ucap Jinbe.

"Dan lihat apa yang dibawanya!! Croquembouche!!!"

Jinbe datang sambil membawa Croquembouche, makanan yang terdiri dari kepulan krim yang ditumpuk-tumpuk.

"Tolong kami!! Kami akan dimakan!!" ucap tumpukan krim itu.

"Boss Jinbe menangkap semua kepulan krim yang sempat tinggal di hotel itu!!"

"Apa Menteri Permen yang menutupi mereka dengan adonan gula!?"

"Terima ini!!" Jinbe melempar tumpukan makanan itu, tepat masuk di mulut Big Mom.

Big Mom menelannya, lalu wajah marahnya tiba-tiba berubah menjadi senyuman...

"Leeeeeeezaaaaaaaaaatttt!!!" teriaknya sambil tersenyum seperti anak kecil.

"AKhirnya berakhir!! Kemarahan Mama telah usai!!" teriak senang para warga.

"Ini dia... Ini dia!!" ucap Mama sambil mengunyah makanan itu.

Sementara di dalam mulutnya, kepulan-kepulan krim yang semula ketakutan kini malah senang. "Kalau kami memang selezat itu... Yah mau bagaimana lagi.." ucap mereka.

"Kau adalah dewa penyelamat, Jinbe!!!"

"Beritahu chef!!"

Mama tampak bahagia, sekarang dia duduk sambil tersenyum di hadapan Jinbe. Dan bahkan meski perempuan itu duduk, ukuran tubuhnya tetap beberapa kali lebih tinggi dari Jinbe. Lebih tinggi dan lebih lebar.

"Wow... Ternyata kau, ksatria lautku yang setia, Jinbe!! Terimakasih atas poneglyph indah yang kau berikan sebagai hadiah sebelumnya, meskipun aku tak bisa membacanya! Hahahaha!! Mamamamama!!"

Yonko, Kapten Bajak Laut Big Mom, Ratu Totland, Charlotte Linlin.

"Ngomong-ngomong ada apa dengan atmosfer di sini hari ini? Udara ibukota terasa begitu manis... Apa kau yang sudah melakukannya?"

"Tidak, aku baru saja sampai, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Malah hari ini, ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Sesuatu yang penting..."

Mendadak senyuman Big Mom berubah menjadi tatapan kemarahan, "Kau... Kau tidak bermaksud untuk keluar dari kruku, kan!?"

Advertisement