Pulau Whole Cake, Kerajaan Germa...
Informasi tentang pertarungan Sanji dengan ayahnya segera menyebar di kalangan para prajurit. "Akan ada duel!!"
Mereka pun berbondong-bondong berlari untuk menyaksikan pertarungan itu secara langsung. Mereka semua, laki-laki dan perempuan terlihat antusias untuk menonton.
"Kudengar akan ada duel antara komandan dan si Sanji yang sering dibicarakan ini!!"
"Orang seperti apa ya dia itu!?"
"Yah kurasa tak terlalu sulit untuk membayangkannya!!"
Kerajaan Germa, Benteng Yonji...
Wajah Yonji terlihat penyok, tampaknya itu bekas serangan yang ditinggalkan oleh Sanji. Saat ini, seseorang sedang berusaha untuk memperbaikinya dengan menggunakan palu. Ya, seseorang mempalu kepala Yonji untuk memperbaikinya.
Tok tok tok
Sambil dipalu, Yonji bercerita. "Kudengar si Sanji itu masih saja menolak pernikahannya... Jadi aku memarahinya atas nama ayah!! Aku tak tahu dia sudah jauh berbeda dari dulu... Tapi inilah hasilnya!!"
"Si sialan itu..." Yonji terus menggerutu, "Akan kubuat dia membayarnya!!"
Petugas terus memalu wajah Yonji, namun tidak bagus-bagus juga, akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan cara lain. "Master Yonji, kurasa palunya tidak efektif, aku akan menggunakan mesin press jadi bertahanlah..."
"Kau bilang apa?"
BAMMM!!!! Mesin press dari kedua sisi menghantam tepat kepala Yonji. Tapi hasilnya memuaskan. "Bagus seperti baru..."
Yonji masih terlihat kesal. "Sial... Bagaimana bisa anak tak berguna itu jadi lebih hebat dariku?" ucapnya.
......
Para prajurit Germa akhirnya telah sampai untuk menonton pertandingan antara Sanji melawan ayahnya.
"Jadi itu Master Sanji!!"
"Kelihatannya kuat!!"
"Dia bahkan tak memakai seragam perang!!"
"Harga buronannya benar-benar bukan cuma untuk main-main!!"
BAMM!! Sanji menendang namun Judge menahan dengan tangannya.
"Hm... Jadi kau berani menendang ayahmu sendiri!?"
"Kaulah yang memulai pertarungan ini, aku hanya mau menyelesaikannya!!" ucap Sanji. "Dan lagi, jangan berani-berani menyebut dirimu ayahku lagi!!"
"Kau kembali ke rumah, Sanji!! Ini berarti kau memang anakku!!"
"Sulit bagiku untuk merasakan keharmonisan dari ucapanmu, apalagi saat kau mengayunkan tombak besar itu padaku!! Aku sangat ingin meninggalkan tempat ini dan kembali pada teman-temanku saat pesta teh sialan ini selesai!!"
"Serang dia!!" seru para penonton.
"Masih saja bicara begitu..." ucap Judge, sambil terus berusaha untuk menyerang Sanji dengan tombaknya. "Kau pikir Big Mom akan diam saja saat tahu ia dikhianati!?"
"Aku tak peduli dengan kalian semua!! Aku kemari hanya untuk melindungi teman-temanku!!" teriak Sanji.
"Apa kau mau bilang... Kalau kau akan mengorbankan keluargamu sendiri!?"
"Berapa kali harus kukatakan!? Kalian bukan keluargaku!!"
......
Sanji ingat bagaimana mereka memperlakukannya waktu ia masih kecil dulu. Sanji kecil selalu dihajar oleh ketiga saudara lelakinya.
"Dasar anak tak berguna!!" Sanji ditendang.
"Diam, kembalikan!!!" Sanji memukul wajah Ichiji, yang sudah merampas kue buatannya, tapi sudaranya itu tak bergeming sama sekali. Tinju Sanji begitu lemah.
"Kau pikir kau ini siapa!?" Ichiji balas menghajar Sanji habis-habisan. "Jangan berani-berani menyentuhku, bodoh!!"
"Hahaha!! Dia lemah sekali, dasar pecundang!!" ucap Yonji.
"Bwahahaa!!" Niji tertawa.
"Kita berempat memang terlahir di hari yang sama, tapi kau itu seperti itik buruk rupa!!"
Kemudian, ayah mereka lewat.
Judge menoleh ke arah mereka lalu bertanya, "Apa kalian membully Sanji lagi?"
"Ayah!! Tolong!!" Sanji yang dihajar habis minta tolong pada ayahnya. Tapi jawaban yang ia terima malah, "Kenapa?"
"Jelas-jelas kalau nanti kau akan jadi orang yang tidak berguna," ucap ayah kandungnya sendiri. "tak ada alasan kenapa aku harus menolongmu, dan aku juga merasa kalau tak ada gunanya aku membesarkanmu..."
"Kau itu cuma noda... Bikin malu nama keluarga kita saja!!"
"Kyahaha!!" Reiju, kakak mereka malah ikut tertawa.
"Bangunlah!! Akan kuberi kau latihan lagi!!"
"Kau bikin kami semua malu saja!!"
Ichiji dan Niji memegangi tangan Sanji, "Ayo lakukan, Yonji... Serang dia!!"
"Oke!!"
......
Ayah Sanji terus mengayunkan tombaknya, "Apa kau melamun, hah!?"
Ia menebas namun kini Sanji menahan ayunan tombaknya dengan kaki, "Heh, siapa sangka orang sepertimu bisa menggunakan haki..."
Prajurit Germa kaget, "Dia menghentikan tombak kuat itu... dengan kakinya!?"
"Ada apa?" ucap Judge, "Akan kuberi kau izin untuk menggunakan pedang, kalau tak salah aku pernah mengajarimu cara memakai pedang..."
"Tanganku ini hanya punya satu fungsi yaitu memasak." ucap Sanji. "Kecuali kau adalah salah satu bahan masakanku, aku tak akan pernah mengunakan tanganku, apalagi benda tajam!! Hanya kakiku yang perlu kugunakan untuk bertarung!!"
Sama seperti para prajurit, Reiju juga menyaksikan pertarungan itu. "Hah... Dia itu monster, sulit untuk percaya kalau dia Sanji yang kita semua tahu..." ucapnya.
"Jadi kau masih punya kebiasaan menjijikkan, masak untuk tikus-tikus kotor itu ya... Bodoh, kau itu keluarga bangsawan, tak seharusnya mempedulikan orang lain!!"
"Omonganmu itu seperti angin di telingaku..." ucap Sanji.
"Memangnya apa yang kurang dari pernikahan ini!?" Judge tak mengerti kenapa Sanji menolak. Ia mengaktifkan mesin pendorong di sepatunya, lalu melesat terbang ke atas Sanji.
"Komandan terbang ke atas Sanji!?" pekik para bawahannya.
"Gaya bertarung lelaki yang pernah dikenal sebagai Garuda!!"
"Jarang-jarang bisa melihat yang seperti ini!!"
Vinsmoke Judge hendak menusuk anaknya dari atas.
"Sungguh ironis..." ucap Sanji, lalu bersiap dengan kakinya. "Diable Jambe... Collier Shoot!!!"
BAMM!!!! Tombak Judge ditepis oleh kaki Sanji. Tapi kemudian Judge meraih kaki Sanji dan melempar tubuh anaknya.
"Peranglah yang membuat teknologi berkembang!!" ucap Judge, bersiap dengan serangan berikutnya. "Electromagnetic Crack!!! Blaster!!!"
Ia menendang kepala Sanji dengan sepatu petir.
"Germa yang pernah kau tahu... hanyalah masa lalu!!"
Sanji tergeletak setelah menerima tendangan tadi, namun itu tak terlalu melukainya. Sanji malah bangun perlahan lalu bertanya, "Hei, boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
Sementara ayahnya terus melesat untuk menyiapkan serangan berikutnya.
Sanji terus bertanya, "Apa orangtua kandung.. harus dipuja bagai dewa? Kau dulu tak pernah memberi sedikit pun kenangan indah untuk anak kecil itu. Anak itu dulu sangat menderita... Kau ingat?"
Sanji ingat bagaimana ia dikurung saat masih kecil dulu, "Ayah, tolong keluarkan aku... Ayah... Tempat ini gelap dan mengerikan!!"
"Poele A Frire..."
Sanji berdiri dan bersiap untuk kembali menyerang dengan tendangannya yang membara. "Aku tak merasakan apa pun... Selain kebencian untuk orang ini!!"
Judge malah berteriak, "Wall!!"
Dan seketika beberapa pria besar yang merupakan prajurit Germa menghalangi Sanji.
"Oi, menyingkir kalian semua, bodoh!!!"
Berbeda dengan Sanji, ayahnya tak peduli dengan mereka. Ia tetap menusuk dengan tombaknya meski itu berarti harus menusuk melewati anak buahnya sendiri.
"Electromagnetic... Shaft!!!"
Sanji menahan serangan itu dengan kakinya tapi ia terlempar.
Pada akhirnya Sanji kalah dan mereka kembali ke istana...
"Kau itu kuat ya, terus terang saja bisa menghiburku..." ucap Reiju, sambil memasang plaster di luka Sanji. "Siapa sangka kau ini orang yang sama dengan anak kecil yang waktu itu... sungguh tak terduga!!"
"Bodoh sekali, aku cuma mau urusan pesta teh ini cepat selesai jadi aku bisa langsung pergi dari sini.." ucap Sanji.
"Aku sempat berpikir sekilas kalau kalian mungkin akan bisa jadi sedikit lebih baik..." ucap Sanji. "Tapi sekarang aku sadar, kalian bahkan malah jadi makin buruk!! Menyingkir dari hadapanku, Pak Tua!! Aku menolak untuk berhubungan denganmu apa pun itu!!"
"Bicaralah sesukamu..." ucap Judge, yang berdiri tak jauh darinya. "Tapi kau tak bisa menolak kenyataan kalau darahku mengalir dalam nadimu..."
"Dan jangan salah paham.." ucap Judge lagi. "Semua prajurit Germa tak akan berpikir dua kali untuk menyerahkan hidup mereka pada kita, Vinsmoke. Merekalah yang menjadikan pasukan Germa kuat!!"
"Lalu kenapa kau tak menggunakan pasukan Germa yang hebat itu untuk mewujudkan ambisi bodoh yang kau miliki itu? Menguasai kembali North Blue? Hebat sekali kan, cocok untuk kumpulan iblis yang dipimpin olehmu..."
"Kami saja masih belum pasti, tapi kalau beraliansi dengan Big Mom, ambisi itu pasti akan terwujud!! Yang kami butuhkan darimu hanya kerja samamu, jangan lupa kalau niat awalku adalah bernegosiasi baik-baik denganmu..."
"Aku memang ingin memiliki orang sekuat Big Mom sebagai aliansi," ucap Judge, "tapi meskipun itu cuma pernikahan, aku tak mau menyerahkan putraku yang berharga pada wanita gila itu. Lalu aku ingat kalau aku masih punya satu anak sisa yang berkeliaran bebas..."
"Kau itu cuma kugunakan sebagai alat.." ucap Judge lagi. "Kuperjelas saja, aku masih dan tak akan pernah mengakui orang bodoh sepertimu sebagai anakku... Tidak sedikit pun."
"Hei, apa ini?"
Sanji baru sadar kalau Reiju tak hanya memasanginya plaster, tapi juga memborgol kedua tangannya.
"Kau bilang tanganmu sangat berharga bagimu, kalau begitu ini sempurna..." ucap Reiju.
"Apa kau tahu soal kalung yang biasa bangsawan dunia pasang pada budak mereka? Alat yang bisa mereka gunakan untuk meledakkan budak yang mau kabur dari mereka..."
"Borgol itu juga sama.." ucap Judge. "Kalau kau mencoba untuk kabur dari pulau ini, maka kau harus masak dengan kakimu..."
"Big Mom dengan senang hati meminjamkannya pada kami, dan hanya dia yang memiliki kunci untuk melepaskannya. Tapi bukan berarti Germa tidak ingin kau meninggalkan tempat ini hidup-hidup... Tentu saja kami mau. Suka atau tidak, kau harus menjalani pernikahan ini!!!"